20 Ton Beras Bulog untuk Bantuan Pangan Non Tunai Ditemukan Rusak

923
BERAS BULOG - Sebanyak 20 ton beras milik Badan Umum Logistik (Bulog) yang dikirim dari gudang Unaaha, Kabupaten Konawe ke gudang Bulog Wangkanapi, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) ditemukan rusak. (FADLI AKSAR/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sebanyak 20 ton beras milik Badan Umum Logistik (Bulog) yang dikirim dari gudang Unaaha, Kabupaten Konawe ke gudang Bulog Wangkanapi, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) ditemukan rusak.

Terkuaknya temuan beras rusak itu bermula saat jurnalis Zonasultra menerima informasi dari seseorang yang enggan diketahui identitasnya, bahwa ada pengiriman beras dari gudang Bulog Konawe sebanyak 500 ton atas permintaan Kepala Sub Divisi Regional (Divre) Bulog Baubau Ardiansyah.

Saat itu Kapala Sub Divre Bulog Kota Baubau, Ardiansyah mengajukan permohonan pengiriman beras ke Kepala Divre Bulog Sultra untuk mengirim beras ke gudang Bulog Wangkanapi sebanyak 600 ton pada 14 Oktober 2019.

Dalam salinan dokumen yang diberikan, Kepala Sub Divre Bulog Baubau meminta beras dengan kualitas baik. Kepala Divre Bulog Sultra, Ermin Tora meneken permintaan tersebut. Dia meminta gudang Bulog Unaaha untuk mengirim beras sebanyak 500 ton, dan gudang Bulog Benubenua, Kota Kendari, mengirim 100 ton ke Baubau.

Dalam salinan surat instruksi angkutan yang ditandatangani, Ermin Tora memerintahkan agar mengangkut beras dengan kualitas baik dengan standar medium dan tidak terpapar hama. Namun, saat tiba di gudang Bulog Baubau, justru ditemukan 20 karung beras yang diduga rusak.

Beras 600 ton itu diperuntukkan mengantisipasi stok beras dan digunakan untuk penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kota Baubau, Buton Selatan, Buton Tengah dan Buton.

Awak Zonasultra pun menelusuri sampai ke gudang Bulog Wangkanapi Baubau, dan melihat beras-beras tersebut ditumpuk terpisah, jumlahnya diakui 20 ton atau 400 karung berkapasitas 50 kilogram.

Kepala Gudang Bulog Wangkanapi, Kota Baubau, La Ode Hariki, pada Senin (25/11/2019), mengakui adanya beras rusak dari Konawe tersebut. Sedangkan untuk pengiriman beras dari gudang Bulog Benubenua tak ada yang rusak.

“Iya ada (beras rusak), rusaknya seperti bapak bilang tadi (berwarna kuning, kehitaman dan berpasir),” jelas Hariki di gudang Wangkanapi.

Puluhan ton beras rusak itu diketahui setelah La Ode Hariki bersama anak buahnya melakukan sortir saat proses pemindahan dari truk pengangkut beras dari Konawe. Hariki mengklaim beras itu tidak layak disalurkan ke masyarakat.

“Saya sudah cek beras yang rusak, satu persatu karung saya cek. Tidak layak lah,” katanya saat ditemui di gudang Wangkanapi Baubau.

Kepala Sub Divre Bulog Kota Baubau, Ardiansyah juga membenarkan temuan adanya 20 ton beras rusak dari Konawe. Dia juga membenarkan bahwa beras itu rencananya untuk ketersedian stok dan untuk program BPNT.

“Tidak semuanya untuk BPNT, sebagian untuk stok di Baubau. Untuk BPNT yang kualitasnya bagus,” terangnya saat ditemui di ruang kerjanya di Baubau.

Ardiansyah juga mengaku belum mengirimkan komplain soal laporan temuan beras turun mutu itu ke Divre Sultra, dengan alasan proses “movereg” belum selesai.

“Nanti kalau sudah selesei, baru kita buatkan informasi resminya, baru kita ajukan ke divre di Kendari,” jelasnya.

Kepala Divisi Regional (Kadivre) Bulog Sultra Ermin Tora mengakui bahwa ada penurunan kualitas sebanyak 20 ton berada di Gudang Wangkanapi. Dirinya juga sudah meminta agar beras yang diduga rusak itu ditumpuk tersendiri.

Ermin mengatakan, penurunan mutu seperti beras kuning pasti ada. Apalagi beras dari Konawe, yang pada bulan Juni 2019, Konawe dilanda musibah banjir.

BACA JUGA :  Hakim Perempuan di PN Andoolo Ungkap Keresahan, dari Minim Fasilitas hingga Rentan Intervensi

“Waktu banjir Konawe banyak gabah yang terendam, kalau waktu itu bulog juga tidak membeli gabah mungkin banyak petani yang sudah menderita. Tapi kalau bapak masuk di gudang, ada tidak berasnya tidak baik, semuanya berasnya baik di gudang Wangkanapi,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Selasa (3/12/2019).

Ermin juga mengakui bahwa banyak beras yang mengalami penurunan mutu selama berada di gudang. “Kalau beras yang disebut rusak kita juga banyak di gudang sana, di seluruh Indonesia juga ada,” ujarnya.

Beras Dioplos Lalu Dilepas ke Pasaran dengan Harga Normal

Informasi yang dihimpun, beras yang diduga rusak itu nantinya akan dioplos dengan beras kualitas baik, sebelum akhirnya disalurkan ke pasaran. Salah satu buruh di gudang Bulog Baubau mengaku pernah melakukan pencampuran beras. Namun, untuk 20 ton beras yang rusak dari Konawe itu belum dicampur karena masih proses pemuatan.

“Ya kalau ada perintah mencampur, kami campur, mencampur kan ada upahnya juga,” jelas buruh yang namanya enggan disebutkan identitasnya.

La Ode Hariki membenarkan soal rencana pencampuran beras itu. Namun saat itu, pihaknya belum melakukan pencampuran, sebab, kata dia, belum ada perintah pimpinan.

Terkait beras yang rusak, menurut Hariki, dirinya sudah mengajukan komplain melalui ke grup Whatsapp Bulog. Namun secara resmi belum disampaikan dengan alasan pengiriman belum rampung.

“Selesai dulu pemuatan, baru kita data berapa yang rusak, kita laporkan ke Sub Divre (Bulog Baubau),” katanya.

Sementara itu, Kepala Sub Divre Baubau Ardiansyah mengatakan masih menunggu perintah atasan untuk melakukan perbaikan kualitas. Kata dia, kebijakan perbaikan kualitas dengan metode mixing atau mencampur beras yang dilakukan Bulog dibolehkan. Namun harus dari perintah pimpinan.

“Mixing bisa dilakukan, ada aturan dari pusat. Beras hasil mixing nantinya akan dijual ke konsumen dengan harga normal sesuai standar Bulog 8.030 per kilogram. Tapi untuk beras yang rusak itu belum. Masih dipisahkan,” jelasnya.

Kadivre Bulog Sultra Ermin Tora mengakui bahwa ada penurunan kualitas sebanyak 20 ton berada di Gudang Wangkanapi. Dirinya juga sudah meminta agar beras yang diduga rusak itu ditumpuk tersendiri karena akan dilakukan perbaikan kualitas.

“Perbaikan kualitas itu yakni mixing, blowing, soso. Kalau tidak bisa lagi diolah seperti itu ya dijual apa adanya. Tapi harganya pasti di bawah, pasti akan jadi beban bagi perusahaan,” ungkap Ermin Tora.

Beras yang dikirim ke Baubau merupakan pengadaan Mei 2019 lalu, dan dikirim pada Oktober 2019. Menurut Ermin, beras itu mengalami penurunan kualitas karena masa penyimpanan sudah lebih dari 6 sampai 7 bulan. Selain itu, pengadaan beras Mei itu dilakukan saat panen di musim hujan.

Terhadap beras 20 ton yang diduga rusak itu, pihaknya bakal melakukan pengecekan terlebih dahulu. Selanjutnya akan melakukan perbaikan kualitas sesuai kondisi kualitas beras yang ada. Proses mixing, blowing, soso akan dilakukan bahkan akan dilepas dengan harga rendah, namun menunggu persetujuan Bulog pusat.

“Tapi sampai di sana tidak disalurkan, kita tumpukan tersendiri, nanti kalau kita minta lakukan perbaikan kualitas akan dilakukan,” tegasnya.

Petugas Diduga Lalai Melakukan Sortir Beras

Plt Kepala Gudang Bulog Unaaha, Aswan, membenarkan bahwa telah mengirim beras ke Baubau sebanyak 500 ton. Pengiriman itu atas perintah Kepala Divre Bulog Sultra pada Oktober 2019.

BACA JUGA :  Disabilitas Netra dan Pemilu: Antara Keinginan dan Keraguan Memilih

Namun, dia belum mendapat laporan secara resmi bahwa ada kerusakan beras di Baubau yang dikirim dari Konawe. Aswan menjelaskan, pada saat proses pemuatan dari gudang ke truk pengangkut, pihaknya juga melakukan sortir, beras yang mengalami penurunan mutu tidak akan dimuat, dan akan dipisahkan.

“Iya, ada beberapa yang rusak itu kita tidak kasih naik di mobil, kami pisahkan, ada kok berasnya,” ucap Aswan

Namun, saat awak Zonasultra berusaha melihat langsung yang diakuinya itu rusak di dalam gudang, pihaknya menolak dengan dalih menunggu persetujuan pimpinan Kepala Sub Divre Bulog Konawe.

Terkait, lolosnya 20 ton beras rusak di Baubau itu, Aswan beralasan bahwa petugas sortir hanya satu orang, sedangkan ribuan karung yang akan dimuat. Namun, Aswan enggan disebut bahwa itu merupakan kelalaian pihaknya yang tidak mensortir beras secara teliti, sehingga ada beras rusak yang terangkut.

“Namanya juga manusia, bayangkan, ribuan karung ini kita mau muat, baru petugas cuma satu, itupun security,” katanya.

Agus Salim, salah satu petugas yang melakukan sortir di gudang Bulog Konawe mengakui bahwa dirinya tak menyortir semua beras yang akan dibawa ke Baubau. Alasanya karena karung beras banyak, dan dia hanya seorang diri.

“Iya, kadang ada yang tidak disortir, diangkut saja sama buruh,” kata Agus Salim.

Di tempat yang sama Kepala Sub Divre Bulog Konawe, Nurhayati Ibrahim, mengaku belum mendapat informasi resmi dari Bulog Baubau terkait adanya dugaan beras rusak dari Konawe.

“Kalau cuma informasi lewat WA (Whatsaap) atau telfon, saya tidak anggap itu sebagai laporan, harus ada laporan resmi,” kata saat ditemui di Gudang Bulog Konawe, (27/11/2019).

Setelah menerima laporan resmi, menurut Nurhayati, pihaknya akan menurunkan tim untuk mengecek beras yang diduga rusak itu atas izin pimpinan. Setelah itu, laporan pengecekan akan disampaikan kepada Divre Bulog Sultra untuk selanjutnya dilakukan perbaikan kualitas.

Saat awak Zonasultra memintanya untuk memperlihatkan beras yang diakui rusak oleh Plt Kepala Gudang Aswan, namun Nurhayati menolak untuk membuka gudang.

Soal adanya kelalaian saat proses sortir, Ermin mengatakan bahwa itu adalah beras dengan standar bulog, jadi tak perlu dilakukan proses sortir.

“Jadi karena pemindahan antar bulog seharusnya sudah standar bulog. Jadi kalau dipindahkan, ngapain harus mau disortir. Sama juga kalau tertinggal di gudang sini, sama juga bebannya bulog, dia juga dipindahkan ke sana juga bebannya bulog,” ungkapnya.

Ermin Tora juga mengatakan permintaan sebanyak 600 ton oleh Sub Divre Baubau untuk penyaluran BPNT berkualitas baik. Namun, pihaknya tidak mengetahui bahwa beras yang dikirim itu rusak.

“Waktu dikirim itu kami memang tidak tahu bahwa ada beras seperti itu, bayangkan misalnya 10 ton, 10 ribu karung, itu kira-kira bapak bisa dengan teliti periksa karung per karungnya, Pak, kalau kuningnya di dalam mana bisa kelihatan,” imbuhnya.

Ermin mengklaim beras 20 ton yang rusak tersebut hanya sekitar 4 persen dari 600 ton berdasarkan permintaan. “Artinya, katakan misalnya di situ ada yang terikut, bukan juga sengaja kita mau terikut, tapi dari 10 ribu karung ada yang terikut, kan mana mungkin dari 10 ribu karung bisa diperiksa semuanya,” pungkasnya. (A/SF)

 


Kontributor: Fadli Aksar
Editor: Muhamad Taslim Dalma

1 KOMENTAR

  1. Gudang bulog koltim di kunjungi jg pak, ada beberapa masyarakat keluhkan beras yg di salurkan untuk bantuan pangan tdk sesuai ketentuan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini