BKIPM Kendari Catat Nilai Lalulintas Perikanan Capai Rp790 Miliar

BKIPM KENDARI - Suasana petugas BKIPM Kendari sedang melakukan pemeriksaan komoditi perikanan yang akan dilalulintaskan melalui Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari. (DOKUMENTASI BKIPM KENDARI)

ZONASULTRA.COM, KENDARI– Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kendari mencatat nilai lalulintas komoditi perikanan di Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun 2018 mencapai Rp790 miliar.

Dalam siaran pers kepada zonasultra.id, Kepala BKIPM Kendari, Amdali Adhitama mengatakan bahwa ada 3,9 Juta ekor ikan hidup dan 32 ribu ton ikan dalam bentuk segar/beku yang keluar dari Sultra melalui Bandar Udara (Bandara) Haluoleo Kendari, Bandar Udara Sangia Ni Bandara Kolaka, Pelabuhan Laut Kendari, Pelabuhan Penyeberangan Kolaka dan Pelabuhan Penyeberangan Kolaka Utara (Kolut).

Pengeluaran komoditas perikanan dari wilayah Bumi Anoa ini berdasarkan data lalulintas komoditi perikanan yang dicatat oleh BKIPM Kendari, yang terdiri atas pengeluaran antar area dalam wilayah Indonesia dan Ekspor.

Nilai lalulintas komoditi perikanan yang keluar tahun 2018 sebesar Rp790 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 6 persen dari nilai yang diperoleh tahun 2017 lalu yang hanya sebesar Rp743,6 miliar serta 25 persen lebih tinggi dari nilai yang tercatat tahun 2016 sebesar Rp628,7 miliar.

Lebih rinci dijelaskan, pengeluaran komoditi perikanan antar area (domestik) selama tahun 2018 berupa ikan hidup mencapai 3,68 juta ekor atau mengalami peningkatan sebesar 44 persen dari jumlah tahun 2017 sebesar 2,55 juta ekor.

Jenis komoditi perikanan yang dominan dilalulintaskan adalah Kepiting Hidup (60,3 persen) Kerapu Hidup (14,14 persen), Lobster Hidup (10,15 persen) Udang Ronggeng (8,84 persen) dan komoditi lainnya berupa belut, udang kipas, Sidat dan ikan Nopu (6,57 persen).

Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jenis komoditi yang mengalami peningkatan adalah Belut (Monopterus albus) dari 1.612 ekor tahun 2017 meningkat menjadi 19.760 ekor tahun 2018.

Selain itu, kepiting bakau (Scylla spp) mengalami peningkatan sebesar 114 persen dari 280 ribu ekor tahun 2017 meningkat menjadi 321 ribu ekor tahun 2018. Sidat meningkat sebesar 300 persen dari 1.731 ekor tahun 2017 dan 2018 mencapai 5.398 ekor.

Namun komoditi Kerapu Hidup (Ephinepelus sp) ditahun 2018 mengalami penurunan sebesar 36 persen dimana tahun 2017 tercatat 102 ribu ekor dikeluarkan dari Kendari sedangkan tahun 2018 hanya mencapai 75 ribu ekor.

Pengeluaran komoditi perikanan antar area (domestik) tahun 2018 berupa ikan segar, kering dan beku mencapai 30.5 ribu ton dan mengalami peningkatan sebesar 5 persen dari tahun 2017 yaitu 29 ribu ton.

BKIPM Kendari Catat Nilai Lalulintas Perikanan Capai Rp790 Miliar

Komoditi dominan adalah Ikan Layang (Decapterussp) sebesar 20 persen, ikan Cakalang (Katsuwonus sp) 30 persen, Tongkol (Euthynnus sp) 11,7 persen, Tuna (Thunnus sp) 9.5 persen, Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) sebesar 8 persen dan Gurita(Octopus sp) sebesar 7 persen.

Komoditi yang mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya adalah ikan Layang, dimana tahun 2018 tercatat 5.4 ribu ton meningkat 54 persen dari tahun 2017 yang tercatat sebesar 3.5 ribu ton.

Sedangkan volume Tongkol, Udang Vaname, Tuna dan Gurita mengalami penurunan dibanding tahun 2017 yaitu berturut-turut penurunannya sebesar 36 persen, 36 persen, 55 persen dan 5 persen,

Amdali menambahkan, sementara ekspor komoditi perikananselama 2018 berupa komoditi hidup yaitu Kerapu (Ephinepelus sp) dan Kepiting Bakau (Scylla spp) mencapai 248 ribu ekor atau bernilai Rp57 miliar. Sedangkan komoditi dalam bentuk segar/beku sebesar 1.500 ton atau bernilai Rp96,2 miliar.

Menurutnya, secara umum nilai ekspor mengalami peningkatan terutama komoditi Ikan Hidup (Kerapu dan Kepiting) dengan tujuan ekspor Hongkong dan Singapura mencapai lebih dari 200 persen dari volume tahun sebelumnya. Sedangkan ekspor ikan beku walaupun volumenya menurun namun terjadi peningkatan terhad nilai rupiah mengalami peningkatan, dimana tahun 2017 tercatat sebesar Rp89 miliar dan meningkat menjadi Rp96,2 miliar ditahun 2018.

Hal ini tidak terlepas dari sinergi instansi pemerintah di Sulawesi Tenggara baik Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sultra, Bea dan Cukai Kendari, Dinas Perindustrian dan Perdaganagan Prov. Sultra dan BKIPM Kendari, PELINDO dan Bandara Haluoleo dalam mengupayakan ekspor langsung komoditi perikanan dari Kendari.

“Kita harapkan pada tahun 2019 semakin banyak pengusaha perikanan melakukan ekspor langsung dari Kendari,” tambah Amdali. (a)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini