Gunakan Speed Boat, Dua Jenazah Mahasiswa UNS Diberangkatkan ke Kendari

Gunakan Speed Boat, Dua Jenazah Mahasiswa UNS Diberangkatkan ke Kendari
PEMBERANGKATAN JENAZAH - Dua jenazah mahasiswa UNS Surakarta diberangkatkan melalui speedboat BTNW pukul 22.30 Wita (Malam). Selasa, (26/2/2018). (Nova Ely Surya/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI – Jenazah Aji (20) dan Fadlan (20), dua mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang meninggal dunia saat snorkeling di Sombu Dive Wakatobi batal diberangkatkan lewat udara.

Sebelumnya dikabarkan bahwa Selasa (27/2/2018) pagi kedua jenazah akan diberangkatkan melalui pesawat udara Wings Air. Namun karena tidak memenuhi syarat penerbangan, sehingga terpaksa kedua jenazah itu harus diantar menggunakan speed boat milik Balai Taman Nasional Wakatobi (BTNW) menuju Kendari.

“Kalau rencana semula memang mau naik pesawat dari sini (Wakatobi). Yang pertama itu ada masalah dengan pengemasan jenazah. Kemudian yang kedua itu terkait dengan formalin yang tidak ada. Jadi syarat untuk jenazah bisa diterbangkan itu, ada dua yang tidak bisa dipenuhi. Makanya untuk langkah yang tercepatnya ya kami pakai speed malam ini. Besok, Selasa (27/2/2018) di rumah sakit Bahteramas Kendari baru diurus formalin dan pengemasannya,” terang Kepala Seksi Wilayah I BTNW Wakatobi, Lukman Hidayat saat ditemui di speed boat sesaat sebelum jenazah diberangkatkan ke Kendari, Senin (26/2/2018) malam.

Pemulangan jenazah kedua mahasiswa semester tujuh tersebut, selain BTNW, juga difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Wakatobi hingga ke Solo dan Medan, di kediaman masing-masing korban.

“Dari tujuh orang yang selamat, dua orang ikut dengan kami. Sementara lima orang lainnya menyusul. Mengingat masih ada satu orang yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) atas nama Gina yang sempat diselamatkan rekannya. Relatif tidak menderita luka, namun kondisinya masih trauma karena banyak minum air laut pada saat kejadian,” jelas Lukman.

Berita Terkait : Dua Mahasiswa UNS Meninggal Saat Snorkeling di Sombu Dive Wakatobi

Pihak BTNW menduga meninggalnya kedua mahasiswa saat snorkeling akibat cuaca yang buruk.

“Lima hari lalu saya menyelam di Sombu arusnya cukup kencang, baik di dalam maupun di permukaan. Jadi kemungkinan seperti pernyataan anak-anak mahasiswa itu. Memang ada arus yang kuat dan mendadak, kata mereka seperti itu,” ungkapnya.

Lukman mengatakan, kemungkinan para korban belum terlatih, jadi masih panik dan tergulung di arus. Meski sebelum berangkat para mahasiswa ini sempat mengaku kalau semua bisa berenang.

“Kemungkinan ada arus yang ekstrim, yang tidak pernah mereka antisipasi sebelumnya. Kami memang menyampaikan kepada mereka untuk dilakukan pendampingan. Pas kegiatan ini kami tidak bisa mendampingi karena kami ada kegiatan lain untuk pembibitan mangrove. Tetapi mereka memang sepertinya sudah sangat ingin untuk snorkeling sehingga mereka berangkat sendiri tanpa pendampingan,” katanya.

Atas kejadian ini, Lukman mengimbau kepada masyarakat Wakatobi maupun wisatawan yang hendak beraktivitas di laut agar lebih berhati-hati dan waspada terhadap cuaca yang akhir-akhir ini kurang bersahabat.

Sebelumnya sembilan mahasiswa UNS melakukan snorkeling sekira pukul 12.00 Wita, Senin (26/2/2018). Namun karena gelombang laut besar sehingga memisahkan mahasiswa tersebut.

Aji (20) mahasiswa semeter tujuh asal Karang Anyer, Jawa Timur dan Fadlan (20) yang berasal dari Medan tidak bisa berenang ke dermaga karena kelelahan melawan arus. Sementara ketujuh mahasiswa lainnya berhasil menyelamatkan diri dengan berenang menuju dermaga Dive Sombu.

Mahasiswa UNS ini melakukan KKN di Kecamatan Kaledupa dan keberadaanya di Kabupaten Wakatobi sudah 44 hari. Masa KKN mahasiswa tersebut sudah selesai, namun belum pulang bersama mahasiswa lainnya karena menunggu dua temannya yang ingin berkunjung ke Wakatobi. (A)

 


Reporter: Nova Ely Surya
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini