ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Hajra (29), atlet wanita asal kelurahan Rahampuu, kecamatan Kabaena, kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) kini tengah tergolek lemah di kediamannya. Dia tengah berjuang melawan penyakit komplikasi sejak tiga bulan terakhir.
Hajra Luchan Johan itulah nama lengkapnya. Dia adalah anak kedua dari tiga bersaudara yang terlahir dari pasangan Letnan (Purn) Johan dan Rostina pada 19 Desemner 1988. Ia merupakan mantan atlet tuna netra yang pernah mewakili Indonesia di berbagai ajang Asean Para Games (APG).
Sejak kanak-kanak, ia telah memiliki bakat olahraga atletik dan terbukti selalu menjadi dipercaya mewakili sekolahnya dalam setiap turnamen, khususnya pada lomba lari. Ia pun pernah menjadi peserta lomba di Kecamatan Poleang, Bombana pada tahun 2007 silam.
Terlahir difabel, tidak menjadi alasan baginya untuk berhenti dari dunia olahraga. Ia pun tetap berjuang hingga mewakili Indonesia di turnamen APG. Bukan kali pertama Hajrah Johan membuat kejutan sepanjang perjalanan karirnya di dunia olahraga.
Terbukti, pada 2015 lalu ia berhasil menempati posisi kedua setelah ditekuk pesaingnya asal Thailand pada final lomba lari dalam event APG.
Bukan nama daerah Bombana ataupun Sultra saja yang telah ia harumkan di dunia internasional. Namun lebih sebagai anak bangsa yang pantang menyerah menyumbangkan tenaganya untuk Indonesia.
Hajra, seorang jawara muda yang telah malang melintang dalam turnamen atletik di berbagai negara. Tahun 2008 lalu ia meraih juara 1 untuk tiga cabang olahraga dalam ajang Porcanas di Kalimantan Timur. Yakni lomba lempar Cakram, Tolak Peluru dan lari 100 meter.
Kemudian, ia meraih juara 2 (dua) pada lomba lari dengan jarak 200 meter di Kota Solo pada ajang Asean Games tahun 2011 silam. Di ajang ini, dia juga mempersembahkan medali perunggu untuk Indonesia dalam olaraga lari 400 meter.
Tak hanya itu, di tahun 2012, Hajra kembali meraih juara 2 dalam lomba lari 200 meter pada ajang Peparnas di Provinsi Riau. Menariknya lagi, ia meraih juara dua pada lomba lari estafet pada ajang Asian Games di Singapura tahun 2015 lalu.
Perjuangan Hajra begitu mulia untuk mengharumkan nama Bombana dan Indoensia di ajang Internasional.
Hingga di usianya 29 tahun, Hajra menikah dengan Sahril pada 2016 silam. Ia pun dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Reza yang kini memasuki usia satu tahun 10 bulan.
Sayangnya, saat ini Hajra harus berhadapan dengan penyakit yang mengerikan. Dia divonis menderita Diabetes Melitus (DM) atau kencing Manis, Tubercolosis (TBC) dan tuna netra serta kekurangan gizi.
“Kami bisa saja ke rumah sakit dengan fasilitas memadai, tetapi kondisi ekonomi kami sangat terbatas,” tutur Numrullah, salah seorang keluarga Hajra.
Dengan bermodalkan Kartu Indonesia Sehat (KIS), ia menjalani perawatan seadanya di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas Kabaena). Di sana ia mendapatkan perawat sejak enam bulan lalu. Namun tetap saja, dalam tiga bulan terakhir dia kini terbaring kaku di kediamannya karena penanganan medis yang tidak memadai.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Bombana, dr. Sunandar mengaku pihaknya telah memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi Hajra melalui tim Satuan Kerja (Satker) kesehtan di Kabaena.
“Hajra menderita tiga penyakit sekaligus. Kencing Manis TBC dan kekurangan gizi. Ditambah lagi dengan penyakit Tuna Netra yang dialaminya, sehingga ia terbaring di kediamannya dan mengalami pengecilan otot (Athropi),” jelas Sunandar kepada awak ZONASULTRA.COM, Kamis (2/8/2018).
Solusinya lanjut Sunandar, pihaknya berupaya memberi perawatan terhadap setiap penyakit yang dialaminya. Terkait penyakit kencing masis, Hajra mengalami kenaikan gula darah hingga 454. Sementara normalnya adalah 110/180 DM. Alternatif yang digunakan untuk membantu pengeluaran urin adalah melalui insuline yang difasilitasi oleh kepala Puskesmas Kabaena.
Sementara untuk TBC, pihaknya telah memberikan asupan obat kualitas terbaik dari Kemenkes dan Pemda Bombana dan telah ia jalani selama tiga bulan terakhir. Disamping itu, adanya faktor kekurangan ekonomi yang mengakibatkan Hajra terkena kekurangan gizi serta beban psikologis dari penyakit Tuna Netra yang diidapnya.
Walau begitu, dia meastikan Hajra bisa sehat kembali setelah menjalani perawatan intens dari tim medis. Sebab, pada dasarnya, Hajra adalah wanita tangguh yang tak terkalahkan di jazirah Sultra.
Nasih Hajra ini juga telah sampai ke teling Tafdil, Bupati Bombana. Dia memastikan, Pemda Bombana akan memberikan pengobatan gratis untuk Hajra, mulai dari proses pengobatan di RSUD Bombana sampai dengan menggratiskan biaya transportasi darat dan laut untuk sang atlet dalam melakukan pengobatan.
” Insyallah, untuk Hajra kami berikan yang terbaik. Ia merupakan atlet terbaik kita di Bombana. Jadi semua untuk kesehatan Hajra akan ditanggung gratis dengan pengobatan yang berkualitas sesuai sistem WHO,” kata Tafdil melalui pesan Whasapp miliknya.
Tafdil bahkan memberikan sejumlah pilihan pengobatan bagi Hajra.
Apakah Hajra memilih perawatan intensif di rumah dengan kontrol dokter serta asupan makanan dan obat berkualitas, atau harus ke RSUD bersama keluarga yang bersedia menjaganya hingga benar-benar pulih, itu tergantung dari Hajra dan keluarga,” katanya.
Bupati dua periode ini menyampaikan bahwa pada dasarnya Pemda Bombana sangat mengedepankan kesehatan masyarakat sebagaimana yang termaktub dalam indek Pembangunan Manusia (IPM) pada program Gembira Sehat.
“Bagi siapa saja masyarakat di Bombana yang mengalami gejala sakit atau ada keluhan yang mengganggu aktifitas, kami harap jangan menunda-nunda waktu. Segera konsultasikan keluhan itu ke dokter atau Puskesmas terdekat,” tandasnya. (A)
Reporter : Muhammad Jamil