Jalan Trans Sulawesi Berlumpur, Pengendara Kesulitan Melintas

1484
Jalan Trans Sulawesi Berlumpur, Pengendara Kesulitan Melintas
JALAN RUSAK - Jalan poros Trans Sulawesi yang berada di wilayah Paku Jaya, Morosi, Kabupaten Konawe rusak parah setelah diguyur hujan dan dilalui puluhan mobil truck fuso. (Jefri/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Jalan poros umum Trans Sulawesi di wilayah Desa Paku Jaya, Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) tampak rusak parah. Jalur tersebut, merupakan akses penghubung tiga daerah yaitu Konawe Utara, Konawe dan Kota Kendari.

Curah hujan yang terus turun beberapa hari terakhir ini, menyebabkan jalan yang juga menghubungkan Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Sultra ini hancur. Di lokasi itu tidak terdapat drainase tempat pembuangan air, sehingga air masuk menggenangi badan jalan.

Puluhan mobil truk fuso mulai roda 6 sampai roda 10 menggunakan jalur itu, mondar-mandir memuat batu gunung. Hal itu membuat jalan semakin rusak dan berlumpur hingga sulit untuk dilintasi, khususnya untuk kendaraan roda 2.

BACA JUGA :  KPU Konut : Maju di Pilkada, Caleg Terpilih Wajib Mundur

Dari pantauan awak media Zonasultra, kondisi jalan mengacam keselamatan yang melintas. Sebab, selain berlumpur dan licin, jalur yang dijuluki jalan “neraka” itu banyak terdapat lubang-lubang besar yang berisi lumpur.

Berita Terkait : Perbaikan Jalan Trans Sulawesi di Morosi Terkendala Proses Hukum

Masyarakat Konut yang melintasi jalur tersebut, harus menempuh dengan lama 4 jam untuk sampai di Kota Kendari.

“Sudah banyak orang naik motor yang jatuh lewat di sini (Paku Jaya), gara-gara jalannya licin baru berlubang. Ini sudah terjadi berlarut-larut, sudah 4 tahun. Tidak adakah ini niatnya pemerintah perbaiki,” ungkap Darmin (39), warga Konut dijumpai saat berusaha memindahkan motornya yang terperosok masuk di kubangan lumpur jalan itu, Jumat (3/5/2019).

BACA JUGA :  Dikbud Konut Gelar Bimtek Pembuatan Aplikasi Pembelajaran Bagi Siswa

Jalan tersebut telah dikerja sejak 2015 lalu oleh perusahaan kontraktor dengan anggaran sekitar Rp 110 miliar dari APBN. Namun, jalan yang harusnya dituntaskan sepanjang 16 kilometer itu tak kunjung selesai dikerja.

“Pemerintah harus bertanggungjawablah, perhatian dengan kondisi jalan di Morosi ini. Kasihan kita masyarakat pengguna jalan, jadi langganan lumpur Morosi tiap turun hujan. Kalau musim panas kita dapat debu lagi,” tambah Anton, salah seorang warga yang sedang mendorong motornya di jalan berlumpur.

Di lokasi itu, kerusakan terjadi sekitar 5 kilometer. Titik terparah berada di area jalan masuk kawasan industri Morosi, tempat mobil truk fuso keluar masuk. (B)

 


Reporter:Jefri Ipnu
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini