Lebaran Idulfitri, Penghasilan Kapal Feri Milik ASDP di Sultra Capai Rp4,9 Miliar

148
Tunjang Perdagangan Antar Pulau, Pemda Wakatobi Bangun Pelabuhan Feri di Kahedupa
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, KENDARI – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Sulawesi Tenggara (Sultra) meraup penghasilan sebesar Rp4.959.676.104 pada angkutan lebaran Idulfitri 2022.

General Manager Baubau PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Rudy Hanafiah mengatakan bahwa pendapatan tersebut berdasarkan akumulasi penghasilan pada arus mudik sejak H-7 lebaran (25/4/2022) dan arus balik hingga H+7 lebaran (10/5/2022) pada 12 lintasan feri di Sultra.

Lintasan tersebut yaitu Baubau-Waara, Tampo-Torobulu, Labuan-Amolengo, Kendari-Langara, Baubau-Dongkala, Dongkala-Mawasangka, Dongkala-Kassipute, Baubau-Tolandona, Raha-Pure, Kamaru-Wanci, Baubau-Kadatua, dan Kadatua-Siompu.

“Pendapatan tahun ini masih lebih rendah dari tahun 2019 sebelum pandemi yang mencapai Rp5,2 miliar. Hal tersebut diakibatkan tidak beroperasinya beberapa kapal ASDP,” ungkapnya via telepon WhatsApp pada Kamis (12/5/2022).

BACA JUGA :  Mengenal Quick Count, Benarkah Akurat?

Pendapatan terbesar pada lebaran Idulfitri 2022 berada pada lintasan Tampo-Torobulu dengan total Rp2,3 miliar yang disusul oleh lintasan Baubau-Waara sebesar Rp1,02 miliar. Kendati demikian, lintasan Baubau-Waara masih mendominasi kepadatan dengan 40.795 penumpang,14.039 kendaraan roda dua dan 4.785 roda empat.

Sementara lintasan Tampo-Torobulu hanya 30.162 penumpang, 12.109 kendaraan roda dua dan 2.542 roda empat. Rudy menjelaskan bahwa meskipun kalah jumlah penumpang, lintasan Tampo-Torobulu memiliki jarak sekitar 20 mil dibanding Baubau-Waara dengan jarak sekitar 5 mil yang mengakibatkan harga tiketnya lebih mahal dari lintasan Baubau-Waara.

BACA JUGA :  Dorong Peningkatan Kualitas Event Pariwisata, Dispar Sultra Launching KEN 2024

Rudy mengaku, penghasilan yang didapat tersebut hanya berasal dari kapal feri ASDP dan belum termasuk penghasilan dari kapal feri swasta. Kata dia, pendapatan angkutan lebaran 2022 lebih rendah dibanding pendapatan pada angkutan lebaran 2019 karena beberapa faktor.

Di antaranya adalah sebagian pendapatan beralih ke kapal feri swasta seperti feri rute Tondasi-Kasipute dan kapal swasta di Labuan-Amolengo yang pada 2019 belum ada. (B)


Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini