ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Wakil Presiden akan digelar beberapa bulan lagi. Kompetisi head to head antara pasangan Joko Widodo – Ma’ruf Amin dan pasangan Prabowo – Sandiaga Uno semakin memanas. Tak hanya di Ibukota, persaingan dua kubu ini juga dirasakan di daerah, termasuk Sulawesi Tenggara (Sultra).
Bagi legislator asal Sultra khususnya anggota DPR RI, pemilu 2019 bukan hanya pertarungan Pilpres semata. Ini juga merupakan pertarungan untuk mempertahankan tahta legislator di Senayan.
Dari lima anggota DPR RI asal Sultra, hanya satu yang tidak maju lagi menjadi calon legislatif (caleg) DPR RI yakni Amirul Tamim. Mantan Wali Kota Baubau dua periode ini mencoba peruntungannya dengan mencalonkan diri sebagai anggota DPD RI.
Kinerjanya di Senayan tidak diragukan lagi. Berkat peranannya di Komisi II DPR RI, Sultra mendapat tambahan satu kursi di DPR, dimana pada Pemilu 2019 nanti, daerah pemilihan (dapil) Sultra mendapat jatah enam kursi.
“Saya menambah kursi kan bukan untuk saya, tapi agar Sultra itu bisa ya minimal 6 orang wakil dari Sultra untuk legislatif,” ujar Amirul saat dikonfirmasi awak Zona beberapa waktu yang lalu.
Sementara itu, anggota DPR Ridwan Bae mengaku masih ingin memperjuangkan kepentingan masyarakat Sultra di Senayan. Ketua DPD Golkar ini kembali maju dalam pencalegan DPR RI dengan mendapat nomor urut 1. Dia ingin mewujudkan Sultra yang aksesbilitas baik dari segi transportasi darat, laut, maupun udara.
“Sebenarnya saya sudah ingin pensiun dari dunia politik, tapi setelah saya lihat masih banyak hal yang harus dibangun di daerah ini. Makanya tahun depan Insya Allah saya akan tetap maju,” ujar Anggota Komisi V DPR RI ini.
Sesama anggota DPR RI, Haerul Saleh juga maju lagi. Lewat Gerindra, Haerul Saleh menduduki nomor urut 1. Anggota Komisi XI DPR RI ini terbilang vocal menyalurkan aspirasinya di parlemen, baik dalam rapat komisi maupun rapat paripurna. Haerul juga membantu Ridwan Bae dalam memperjuangkan bendungan Pesiloka, dalam perencanaan anggaran.
“Tentunya dari sisi anggaran, kita berupaya mendapatkan anggaran lebih untuk Sultra. Anggaran ini kita gunakan untuk hal yang bermanfaat,” pungkas Politisi Gerindra ini.
Sementara itu, Umar Arsal yang sudah dua kali periode jabatan anggota DPR RI pun turut meramaikan pemilihan legislatif (pileg) tahun depan. Ia juga menduduki nomor urut 1. Nomor urut 2 disi oleh Rusda Mahmud yang juga turut meramaikan pemilu 2019. Sebelumnya Rusda sempat bertarung dalam Pemilihan Gubernur (pilgub) Sultra berpasangan dengan Sjafei Kahar. Rusda yang saat itu diusung oleh partai Demokrat harus mengakui kekalahannya atas pasangan Ali Mazi dan Lukman Abunawas yang diusung partai Golkar dan Nasdem.
Meski harus bersaing dengan Rusda, Umar Arsal mengaku senang. Menurutnya dengan hadirnya Rusda Mahmud dalam daftar caleg Demokrat dapat mendulang suara banyak di Bumi Anoa.
“Alhamdulillah dengan adanya Rusda sudah pasti Demokrat dapat kursi,” ujar Umar Arsal optimis.
Terkait dengan siapa diantara keduanya yang terpilih, Umar mengaku tidak terlalu memikirkan hal itu. Baginya yang terpenting adalah partai berlambang Mercy ini memperoleh kursi di parlemen dari dapil Sultra.
Petahana terakhir yang maju sebagai caleg DPR RI asal Sultra yakni Tina Nur Alam. Mantan first lady Sultra ini diketahui hengkang dari PAN dan memilih berada dalam daftar caleg partai Nasdem. Tina mengakui, dia meninggalkan partai yang telah membesarkan namanya itu atas restu dari sang suami, Nur Alam.
“Iya saya mengundurkan diri dari PAN. Saya selama kurang lebih 15 tahun mendampingi Pak Nur Alam membesarkan sampai ke pelosok. Tapi inilah pilihan saya untuk saat ini,” katanya saat dikonfimasi awak media.
Tina resmi tercatat dalam Daftar Calon Tetap (DCT) caleg Nasdem Dapil Sultra. Ia menduduki nomor urut 2 dalam DCT partai besutan Surya Paloh ini. Menanggapi hijrahnya Tina ke partai Nasdem, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN segera memproses Pergantian Antar Waktu (PAW) istri mantan Gubernur Sultra dua periode ini.
“Iya, kita sedang proses PAW-nya,” ujar Ketua DPP PAN Yandri Susanto kala itu. DPP PAN menunjuk Wa Ode Zaenab yang pernah menjadi caleg DPR RI dari PAN di pemilu 2014 lalu untuk menggantikan Tina.
#President Effect
Kompetisi dua kubu pada pilpres turut mempengaruhi konstelasi politik di Bumi Anoa. Partai PDI-P yang mengusung Jokowi – Ma’ruf berpeluang besar mendapatkan jatah kursi DPR RI. Mantan calon wakil gubernur Sultra, Hugua juga menjadi caleg dari partai berlambang Banteng ini. Hugua menduduki nomor urut 1 dari daftar caleg PDI-P, selanjutnya Muhammad Oheo Sinapoy, Nirna Lachmuddin, Fajar Bos Salmon Lase, Maria Magdalena Blegur dan Erwin Usman.
Hugua juga menjadi sekretaris Tim Jokowi Sultra, mendampingi Ridwan Bae yang mengetuai tim pemenangan Jokowi – Ma’ruf di Sultra. Tim ini dibentuk oleh parpol gabungan pengusung Jokowi – Ma’ruf yakni PDI P, Golkar, Perindo, Nasdem, PKB, PPP, Hanura, PKPI dan PSI. Tim ini lah yang nantinya akan bekerja untuk meraup perolehan suara masyarakat Sultra.
Di lain pihak, Ketua DPD Gerindra Sultra Imran ditunjuk sebagai ketua tim sukses pemenangan Prabowo – Sandi di Bumi Anoa. Pimpinan parpol koalisi pendukung Prabowo – Sandi lainnya di Sultra yakni Muh Endang (Ketua DPD Demokrat), Sulkhoni (Ketua DPW PKS), Abdurahman Saleh (Ketua DPW PAN) dan Hasan Mbou (Ketua DPD Partai Berkarya).
Imran sendiri juga menjadi Caleg Gerindra nomor urut 2. Nampaknya Herul Saleh mendapat rival untuk mempertahankan kursinya di Senayan. Namun bukan tentang pertarungan pribadi, sebagai kader Gerindra Haerul bertanggung jawab secara moral untuk memenangkan pasangan Prabowo – Sandi.
“Bagi kita di Gerindra, kemenangan Prabowo-Sandi adalah yang paling utama, soal saya maju sebagai caleg lagi, itu persoalan kedua,” ujar Haerul saat berkunjung ke Unilaki beberapa hari yang lalu.
Sementara itu, meski ditinggal oleh Amirul Tamim, PPP memiliki daftar caleg DPR RI yang cukup potensial untuk bersaing dengan kandidat lain. Ada LM. Sjafei Kahar yang terdaftar dalam daftar caleg DPR RI PPP. Selain Sjafei yang juga merupakan mantan calon Wakil Gubernur Sultra berpasangan dengan Rusda Mahmud, ada mantan anggota DPR RI dapil Sultra Habil Marati. Selanjutnya, mantan calon Bupati Bombana Kasra Jaru Munara turut memenuhi daftar caleg partai berlambang Ka’bah ini.
Lalu siapa saja kah anggota DPR RI asal Sultra yang dapat mempertahankan kursinya di parlemen? Atau siapa saja pendatang baru yang akan bertengger di Senayan? Semua itu tergantung pilihan rakyat. Semua peserta pemilu harus bisa meyakinkan rakyat untuk memilihnya.