ZONASULTRA.COM, RAHA – Warga desa Lakarinta, Kecamatan Loghia, Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara (Sultra) seketika bergemuruh. Pekikkan hingga tangis memecah, saat menyambut kedatangan mayat almarhum Randi, korban demonstrasi yang dilakukan ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di Kota Kendari, pada Kamis (26/9/2019) kemarin.
Jasad mahasiswa Universitas Halu Oleo itu tiba di rumah duka sekitar pukul 08.35 Wita, Jumat 27/9/2019) menggunakan mobil ambulan.
Air mata keluarga tak bisa terbendung saat mayat mahasiswa semester tujuh Fakultas Perikanan dan Kelautan, tersebut digotong ke dalam rumahnya.
Baca Juga : Tewas Tertembak, Randi Dikenal Sosok yang Bijak
Ibu almarhum, Nasrifa (43) nampak tak terima dengan kepergian anaknya, tangisnya tak terbendung. Bahkan ia berkali kali jatuh pingsan, melihat mayat anak lelaki satu satunya itu terbujur kaku.
Pantauan awak ZONASULTRA.COM di rumah duka, mayat Randi sejak pagi sudah ditunggu oleh ratusan warga desa setempat hingga sekitar pukul 11.00 Wita para pelayat terus berdatangan. Kepergian Randi juga diantar dengan lantunan bacaan alayt Alquran dari keluarga korban.
Salah satu kerabat almarhum La Hamuri (35) mmengaku kaget dengan meninggalnya kemenakannya tersebut. Ia juga tak kuasa menahan sedih saat mayat Randi tiba di kampung halaman.
Ia pun mendesak semua pihak yang berkepentingan mengusut tuntas kasus kematian Randi.
“Masalahnya dia tertembak di dada. Kalau memang cuma mau dicederai, kenapa tidak dibagian kaki saja,” kesalnya.
Baca Juga : DPP IMM Gelar Salat Gaib untuk Randi
Padahal kata Hamuri, almarhum merupakan warga yang sangat berjiwa sosial.
“Anak ini, kalau ada acara di dalam kampung sudah dia mi yang paling aktif. Dia sangat peduli dengan orang lain,” kisahnya.
Sementara itu, La Sali (47) ayah korban berupaya mengiklaskan kepergian putra semata wayangnya itu. Ia mendengar informasi kematian anaknya usai dirinya pulang dari melaut.
Kata Hamuri, almarhum yang merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Rencananya akan dimakamkan setelah shalat Jumat, di pemakaman umum desa setempat.
Baca Juga : Ketua IMM Minta Kematian Randi Diusut
Untuk diketahui, Randi dinyatakan meninggal dunia saat ikut bergabung dalam aksi demo menolak Rancangan Kita Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) dan revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) di gedung DPRD Sultra.
Dia sempat dilarikan ke RS Korem pukul 15.30 Wita dalam keadaan hidup. Namun nyawanya tak tertolong karena peluru yang bersarang di dada sebelah kanannya dan mengenai jantung. (A)
Kontributor: Nasrudin
Editor: Abdul Saban