ZONASULTRA.COM,ANDOOLO– Sejumlah warga di Kecamatan Andoolo, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) mengeluhkan debu pembangunan peningkatan jalan di Ibukota setempat. Kondisi ini tentunya menyebabkan aktifitas warga yang melintas di jalan tersebut menjadi terganggu.
Salah seorang warga, Ria (30) mengaku, kesulitan melintas di wilayah itu karena terbatasnya pandangan akibat tebalnya debu saat berkendara.
“Kalau kita lewat, pas ada mobil susah kita mau lihat jalan dengan bernapas,” kata Ria saat ditemui usai melintas di sekitaran kantor bupati Konsel, Selasa (23/10/2018).
Hal ini juga diperparah oleh banyaknya aktifitas kendaraan sepuluh roda, dan alat berat lainya yang sedang melakukan pengerjaan jalan.
Hal yang sama juga dikeluhkan oleh Eli (28), pria yang sehari harinya berprofesi sebagai tukang ojek ini mengaku pasrah menghadapi kepulan debu setiap harinya jika melintas di siang hari.
“Mau diapa juga, kita mau cari jalan lain tidak ada juga, terpaksa kita lewat saja,” ungkapnya.
Pantauwan awak zonasultra.id di lokasi, kondisi ini terus terjadi beberapa hari terakhir tanpa adanya upaya penyiraman secara rutin dari pihak perusahaan yang mengerjakan pembangunan jalan dengan anggaran Rp. 49 Miliar itu.
Bahkan, kios dan beberapa usaha di lokasi itu tidak berfungsi dan pemiliknya memilih untuk berhenti sementara akibat dari kondisi ini.
Saat dikonfirmasi, pihak PT. Sarana Perkasa sebagai perusahaan yang memenangi tender pengerjaan pembangunan jalan ini, mengakui sedang mengalami kendala dalam proses penyiraman jalan beberapa hari terakhir ini. Namun demikian, PT. Sarana Perkasa berjanji tetap melakukan upaya penyiraman.
“Kendaraan Tangki yang disiapkan untuk mengatasi debu debu ini lagi rusak makanya lagi tahap perbaikan di Kota Kendari,” kata Sutrisno salah seorang karyawan saat dikonfirmasi.
Ia menjelaskan, kerusakan mobil tangki tersebut telah berlangsung seminggu terakhir, untuk itu pihaknya menyiapkan alternatif dengan menyewa tower untuk melakukan penyiraman, meski hal ini dinilai kurang efektif.
“Mungkin besok mobilnya sudah bisa dipakai beroperasi lagi,” janjinya.
Lebih jauh Sutrisno juga membenarkan bahwa pihaknya memiliki kewajiban untuk menyiram jalan selama proses pembangunan jalan berlangsung. Hal itu sesuai dalam rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) didalamnya telah ditetapkan.
Ditambahkan, pihaknya harus melakukan penyiraman sebanyak delapan kali dalam sehari.
“Kami mengerti terhadap kondisi ini, untuk itu kami meminta maaf atas ketidak nyamanan yang terjadi. Kami akan segera mengatasi hal ini,” tukas Sutrisno. (B)
Reporter : Erik Ari Prabowo
Editor : Kiki