Waspada Dampak Fenomena La Nina November hingga Desember 2021

735
Ilustrasi La Nina
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi fenomena La Nina akan terjadi pada bulan November hingga Desember 2021 di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kepala Stasiun Klimatologi Konawe Selatan (Konsel) Aris Yunatas menjelaskan bahwa fenomena La Nina ini berupa mendinginnya suhu muka laut di wilayah pasifik yang menambah masa udara basah di Indonesia yang kemudian menambah pembentukan awan. Fenomena ini akan terjadi di musim hujan pada November hingga Desember kedepan.

” Dampaknya adalah potensi terjadinya bencana hidrometeorologi di wilayah Sultra akibat musim hujan dengan munculnya fenomena La Nina dalam fase lemah,” ucap Aris kepada zonasultra.id via telepon seluler pada Jumat (22/10/2021).

Aris mengingatkan agar masyarakat dan pihak-pihak berwenang dapat meningkatkan mitigasi terhadap risiko bencana hidrometeorologi. Adapun beberapa bentuk bencana hidrometeorologi akibat curah hujan tinggi adalah longsor, banjir, banjir bandang, jalan licin, pohon tumbang, dan lain sebagainya.

BACA JUGA :  MA Vonis 1 Tahun Penjara Prof Berlian Dosen UHO Kendari

Ia juga menjelaskan bahwa musim kemarau yang terjadi saat ini sesuai prediksi awal yaitu wilayah kepulauan Muna dan Buton telah terjadi sejak bulan Juli hingga Agustus, sedangkan untuk wilayah daratan Kendari, Koltim, Konawe, Konut, Konsel, Kolaka, Kolut, Bombana mengalami kemunduran akibat beberapa anomali cuaca yang menyebabkan wilayah daratan hujan terus.

Sehingga wilayah daratan ini baru masuk musim kemarau di bulan Oktober ini sehingga merasakan musim kemarau satu bulan saja karena secara umum Sultra akan masuk musim hujan pada bulan November dan Desember 2021. Sedangkan efek panas yang menyengat saat ini merupakan hal yang wajar di musim kemarau dan ia juga menyebut bahwa ini adalah salah satu faktor menjemput musim hujan kedepan.

Kata Aris, Saat ini matahari sedang berada di sekitaran garis ekuator sehingga menyebabkan panas yang begitu terik di wilayah Sultra karena posisi wilayah yang mendekati garis ekuator. Dampak kemarau ini sendiri yang terasa yaitu panas yang terik namun karena jangka waktu kemarau yang pendek hingga November ini sehingga belum mendeteksi potensi terjadinya Karhutla.

BACA JUGA :  Prodi Kesmas UMW Kendari, Terima 7 Mahasiswa Baru Pasca Sarjana (s2)

Dikutip dari CNN Indonesia, saat ini hampir 20 persen wilayah zona musim di Indonesia telah memasuki musim hujan. Sebanyak 20 persen wilayah itu di antaranya, Aceh bagian tengah, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, sebagian besar Sumatera Selatan, Lampung bagian barat,

Selanjutnya, Banten bagian timur, Jawa Barat bagian selatan, Jawa Tengah bagian barat, sebagaian kecil Jawa timur bagaian selatan, sebagaian Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah bagian timur, Pulau Taliabu dan pulau Seram bagian selatan. (B)

 


Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Ilham Surahmin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini