BMKG: Tinggi Gelombang di Perairan Baubau dan Wakatobi Mencapai 2,5 Meter

550
ombak, gelombang tinggi
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kendari mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrim untuk perairan Baubau dan Wakatobi yang diprediksi tinggi gelombang air laut mencapai 2,5 meter serta angin kencang yang dapat merusak rumah warga.

Kepala Seksi Analisa Informasi Meteorologi kantor BMKG Kendari, Adi Istiyono saat ditemui awak media di ruang kerjanya, Senin (6/1/2020) menjelaskan, gelombang tinggi diperkirakan akan terjadi hingga satu minggu kedepan karena adanya dua gangguan tropis seklen di selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) dan disebelah selatan laut Aru.

Baca Juga : BMKG: Wilayah Selatan Sultra Berpotensi Hujan Diserta Kilat dan Angin Kencang

“Sehingga potensi pertumbuhan awan-awan hujan cukup signifikan, dan kecepatan angin juga bertambah yang menyebabkan gelombang di wilayah perairan Baubau bagian selatan dan Wakatobi itu mengalami kenaikan tinggi gelombang sekitar 0,25 meter sampai 2,5 meter,” jelasnya.

Tidak hanya itu, ia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada menghadapi pergantian musim di awal Januari 2020 ini. Terlebih beberapa rumah warga di sejumlah daerah, seperti Wakatobi, Bombana dan Kolaka Utara (Kolut) mengalami kerusakan akibat terjangan angin puting beliung.

“Angin puting beliung, ini kan biasanya terjadi dari awan komolonimbus yang menyebabkan biasanya guntur, angin kencang dan hujan lebat. Nah pada saat pergantian musim dari kemaru ke musim hujan pertumbuhan awan komolonimbus cukup signifikan, makanya masyarakat harus lebih waspada dari angin kencang,” terangnya.

Baca Juga : BMKG Kembali Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem Hingga 12 Januari

Ia pun meminta, masyarakat untuk menghindari atau tidak melintas di bawah pohon tua saat terjadi hujan deras yang disertai angin kencang. Guna menghindari jatuhnya pohon-pohon tua, akibat terpaan angin.

“Hati-hati saja terlebih kalau melintas di bawah pohon pohon tua, baliho atau bangunan yang sudah reok akan roboh terkena angin kencang karena bisa menimpa orang-orang yang lewat. Dan yang tinggal di daerah sungai untuk tetap menjaga kebersihan sungai, juga draenase agar potensi banjir bisa dihindari,” tutupnya.(b)

 


Reporter: Randi Ardiansyah
Editor: Abd Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini