Hingga Oktober 2019, Penggunaan BBM di Sultra Mencapai 1,7 juta Kiloliter

Harga Premium Batal Naik, Ini Penyebabnya
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM,KENDARI– PT Pertamina mencatat total penyaluran seluruh produk Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga Oktober 2019 ke Sulawesi Tenggara (Sultra) mencapai 1,7 juta kilo liter (kl).

Supervisor Komunikasi Pertamina MOR VII Sulawesi Ahad Rahedi mengungkapkan data ini kemungkinan angka meningkat hingga akhir tahun 2019. Apabila dibanding denga tahun 2018 lalu BBM non subsidi seperti pertalite, pertamax, pertamax turbo dan dexlite mengalami peningkatkan tiga hingga lima persen.

Lebih rinci disebutkan bahwa total penyaluran pertamax mencapai 38.353 kilo liter; pertalite 449.694 kilo liter; pertamax turbo 759 kl. Premium 778.046 kl, dexlite 8.406 kl, pertamina dex 911 kl dan solar 478.736 kl.

Sales Branch Manager (SBM) Wilayah VII Sulawesi Selatan Tenggara (Suseltra) PT Pertamina Arif Rohman Khakim menjelaskan rata-rata konsumsi masyarakat Kota Kendari untuk premium 329 kilo liter per hari, pertalite 329 kl per hari, pertamax 32 kl dan solar 175 kl.

(Baca Juga : Ini Penjelasan Pertamina Soal BBM Cepat Habis di Kendari)

Kenaikan konsumsi terjadi pada premium sekitar 30 persen, sedangkan pertalite dan pertamax cukup stabil serta solar ada kenaikan tapi tidak siginfikan.

Sebelumnya diberitakan antrian panjang kendaraan roda dua dan empat di sejumlah SPBU di Kendari terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Penyebabnya terjadi keterlambatan kapal pengangkut dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Baubau ke TBBM Kendari.

“Untuk solusi sementara kita alih suplai dari TBBM Kolaka ke SPBU Kendari,” ungkap Arif kepada zonasultra beberapa waktu lalu.

(Baca Juga : Pertamina Pastikan Kuota Solar Subsidi di Sulawesi Masih Cukup)

Selain itu setiap akhir tahun selalunya terjadi peningkatakan konsumsi terhadap BBM.

Itu disebabkan karena, banyak aktivitas pengerjaan proyek yang dikebut menjelang tutup tahun sehingga konsumsi solar pun naik.

Kemudian faktor musim kemarau membuat aktivitas masyarakat termasuk petani dan nelayan serta mobil pengangkut tanah dan pasir juga cukup tinggi.(b)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Abd Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini