ZONASULTRA.COM, ANDOOLO – Warga Desa Masagena, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) memasang palang melintang dari bambu tepat di tengah jalan desa tersebut. Warga desa ini melarang truk bermuatan untuk melintasi jalan di wilayah itu.
Kepala Desa Masagena Luranrei mengatakan, hal itu dilakukan warganya menyusul kekecewaan mereka terhadap aktivitas truk di wilayah itu yang membuat jalan rusak parah hingga membuat warga sekitar merasa terisolir.
“Awalnya itu ada enam mobil truk besar yang sepuluh roda, milik salah satu perusahaan aspal PT Aneka Bangunan yang sering lewat di sini karena material batunya mereka ambil di Kecamatan Moramo. Pas tertanam mobilnya mereka turunkan alat berat setelah lolos enam truk yang tersangkut itu mereka tidak perbaiki jalan langsung pergi begitu saja. Warga kesal langsung menutup jalan,” terang Luranrei saat ditemui awak media, Senin (4/6/2018).
Lebih jauh Luranrei menjelaskan, jalan yang menghubungkan dua kecamatan dan enam desa itu awalnya sengaja dibongkar oleh PT Majusetia Nusasentosa sebagai perusahaan pemenang tender untuk melakukan pengaspalan di jalan tersebut.
“Sebenarnya jalan di sini rusaknya ndak seperti ini, tapi karena dibongkar turun hujan dilalui truk-truk besar jadi seperti ini kondisinya, makin parah,” ujarnya.
Salah seorang warga desa setempat, Udin (43) saat ditemui menuturkan, dirinya dan ratusan warga lainya selalu berkumpul di pinggir jalan untuk bergotong royong melakukan perbaikan jalan agar bisa dilintasi. Hujan yang terus mengguyur semakin memperparah kondisi jalan.
“Kita kalau habis buka puasa pasti keluar semua, sambil perbaiki jalan kita juga jaga kalau ada mobil truk yang punya muatan kita larang lewat,” tegasnya.
Dari pantauan zonasultra.id, untuk mempermudah warga sekitar melintasi jalan itu, palang bambu dipasang melintang dengan model persegi panjang layaknya gawang sepak bola. Hal itu untuk memisahkan jalur kendaraan kecil dan truk tanpa muatan yang akan melintas. (B)