Menakar Peluang Siska vs AJP Jelang Pemilihan Wawali Kendari

1627
Ini Jadwal dan Tahapan Pilwawali Kendari
Adi Jaya Putra (AJP) - Siska Karina Imran

ZONASULTRA.COM,KENDARI– Pemilihan Wakil Wali Kota Kendari sisa masa jabatan periode 2017-2022 digelar tanggal 5 Maret 2020 mendatang di Gedung Paripurna DPRD Kota Kendari. Tensi politik bagi calon yang bakal memperebutkan kursi pendamping Sulkarnain, yakni Adi Jaya Putra (AJP) dan Siska Karina Imran, mulai memanas.

Untuk memenangkan pertarungan, AJP maupun Siska membangun lobi politik kepada 35 anggota DPRD Kota Kendari yang memiliki hak suara. Suara mereka merupakan respresentatif pilihan 188.224 warga Kota Kendari yang memilih pada pemilihan wali kota 2018 lalu.

Tak hanya anggota, tak kalah penting, lobi di tingkatan partai politik juga dilakukan untuk mendapat amunisi suara.

Mendekati hari pemilihan, arah suara sejumlah fraksi di DPRD Kota Kendari mulai terlihat.

Mari melihat komposisi kekuatan Siska vs AJP saat ini.

(Baca Juga : Jika Terpilih Wakil Wali Kota Kendari, Siska Siap Mengawal Kinerja Sulkarnain)

Siska yang merupakan isteri mantan Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra (ADP), dipastikan sudah mengantongi 5 suara dari pengusungnya Partai Amanat Nasional (PAN). Siska juga mendapat amunisi suara dari Fraksi Gerindra 4 kursi. Kecil kemungkinan suara Gerindra beralih ke AJP, sebab Siska merupakan anak dari legislator senayan sekaligus Ketua DPD Partai Gerindra Sultra Imran.

Yang juga sudah menentukan arah pilihan adalah partai Nasional Demokrat (NasDem). Partai berlambang bintang merci ini memiliki 4 suara di DPRD Kota . Sehingga jika dikalkulasi Siska sudah mengantongi 13 suara dari PAN, Gerindra dan NasDem.

“Terimakasih kepada semua partai pendukung, saya tidak mau mengklaim, saya serahkan semua ke partai. Tanya partainya langsung ya. Intinya saya siap mengawal pak walikota,” ungkapnya usai mendaftarkan diri secara resmi di Kantor Sekretariat DPRD Kota Kendari, Senin (17/2/2020) lalu.

Lantas bagaimana dengan AJP ?

AJP notabenenya merupakan kader Partai Golkar tercatat baru mengantongi 7 suara dari PKS. Fraksi Golkar yang memiliki 5 kursi atau suara belakangan tidak kompak mendukung AJP, dua kadernya yakni Laode Azhar dan LM Rajab Jinik secara pribadi mendukung siska dengan beberapa pertimbang yakni soal rekomendasi DPP Golkar belum keluar serta alasan hati nurani mereka. Sehingga apabila diasumsikan 2 kursi Golkar ke Siska maka AJP baru mengantongi 10 suara dari PKS dan sisa suara dari Golkar. Dengan kalkulasi ini AJP hanya terpaut 3 suara dari Siska.

Meski begitu Adi berdalih bahwa suara fraksi Golkar itu solid dan tidak akan pecah, intrik yang terjadi itu hanyalah dinamika politik. Menurutnya saat pemilihan akan terjadi kejutan, putra ke dua dari Bupati Konawe Selatan (Konsel) Surunuddin Dangga itu optimis menang tanpa keraguan. Senada dengan Siska ia juga tak mau mengklaim berapa suara yang sudah ia pegang.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

(Baca Juga : Alasan AJP Siap Dampingi Sulkarnain)

“Akan ada kejutan, mohon doanya kita kawal bersama pemilihan ini,” ungkap AJP saat ditemui di RSUD Kota Kendari, Selasa (18/2/2020) kemarin.

Kini tersisa 10 suara dari fraksi PDIP 5 kursi dan Demokrasi Kebangkitan Indonesia (DKI) 5 kursi yang terdiri dari tiga partai yakni Demokrat 2 kursi, Perindo 2 kursi dan PKB 1 kursi, yang belum menentukan dukungannya.

Sampai hari ini partai pemenang pemilu ini belum menentukan sikapnya harus mengusung AJP atau Siska. Medio Desember 2019 Ketua DPC PDIP Kota Kendari Ishak Ismail kepada Zonasultra.com mengatakan mempersilahkan kader PDIP di parlemen Kota Kendari memilih seacra objektif calon wawali.

Sementara itu Ketua Fraksi DKI Ilham Yusuf Hamra mengungkapkan sampai saat ini fraksi DKI juga belum menentukan sikap akan mengusung siapa. Pilihanya bisa jadi bulat memilih satu calon atau pilihan lainya suara fraksi DKI terpecah, ada yang memilih AJP atau Siska, ini dikarenakan arahan dukungan dari partai mereka berbeda.

Pandangan Pengamat Politik

Pengamat Politik Universitas Halu Oleo Kendari Najib Husein, mengatakan, terjadi perubahan menjelang pemilihan.

Siska Karina Imran menurut Najib, dinilai unggul sementara dari AJP. Siska sudah mempunyai modal 13 suara saat mendaftar sedangkan AJP baru memiliki 7 suara, apabila konstalasi tidak berubah dan Siska mampu meyakinkan pemilik suara, sangat besar kemungkinanya, Siska memenangkan pertarungan karena ia sudah memborong 13 suara. Hanya butuh mengunci 5 suara lagi Siska melenggang mendampingi Sulkarnain sebagai wakil wali kota.

“Modal 13 suara itu akan menarik bagi legislator lain untuk mendukung,” ungkap Najib saat dikonfirmasi melalui pesan whatsapp, Rabu (19/2/2020).

(Baca Juga : Optimisme AJP dan Siska Menang di Pemilihan Wawali Kendari)

Dosen Ilmu Politik FISIP itu menilai, kondisi yang terjadi pada AJP ini merupakan kelemahan dari PKS yang tidak secepatnya melaksanakan pemilihan. Kondisi itu pun memberikan ruang bagi penantangnya Siska untuk meyakinkan partai NasDem beralih mendukung ke Siksa.

Lebih jauh dijelaskan Najib, Pilwawali merupakan agenda paling dekat bagaimana koalisi PKS dan Golkar di 7 daerah, terutama di Konawe Selatan (Konsel). Namun, jika AJP kalah maka agenda tersebut bisa berantakan. Kelemahan lain AJP, suara fraksi Golkar yang pecah.

Najib Husain
Najib Husain

Ada 35 suara yang diperebutkan, siapa yang paling cepat mendapatkan angka 18 maka dialah yang keluar sebagai pemenang.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

Celaka bagi AJP apabila Golkar dan PKS, jika tidak secepatnya melakukan konsolidasi. Kemungkinan suara lain yang belum menentukan sikap dipastikan memilih calon yang punya modal suara yang besar.

“Pasti karena pemilik suara tidak mau berada pada pihak yang kalah,” ujarnya.

Najib mengatakan belum bisa memprediksi siapa yang akan memenangkan pertarungan politik ini. Keduanya masih kompetitif. Ini politik dia bisa berubah-ubah. Dan tentu peluang buat AJP untuk menang juga terbuka. Masih ada waktu dua pekan meyakinkan pemilik suara yang belum memutuskan memilih untuk memilih dirinya.

PKS dan Golkar juga selaiknya membangun kembali opini kepada partai lain, bahwa suara mereka kompak dan tidak ada perpecahan. Apalagi, masih ada satu tahapan yang bisa merubah suara anggota DPRD Kota Kendari yaitu penyampaian visi dan misi dari kedua calon.

“ Bisa berpengaruh siginfikann jika pemilih masih belum menetukan pilihan yag tegas. Di sisi lain PKS dan Golkar harus duduk bersama dan dibutuhkan ketegasan dari kedua elit partai terhadap para anggotanya,” terang Najib.

Secara terpisah pengamat sosial Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Darmin Tuwu menyebut Siska dan AJP punya peluang yang sama, namun pemenangnya adalah yang paling banyak mempunyai social capital dan political capital. Keduanya membawa gerbong dinasti masing-masing dan menurutnya ini hal yang menarik.

“Iya hasilnya beda tipis, paling besar 15-20 atau 16-19 bahkan 17-18 dari total 35 suara,” ungkap Darmin.

Menurutnya, calon yang menang adalah yang pandai me-manage sedikitnya tiga kapital yaitu kapital sosial, kapital politik, dan kapital ekonomi. Kapital sosial terkait dengan jaringan sosial, utamanya hubungan keluarga, kekerabatan, dan hubungan pertemanan yang dimiliki calon. Kapital politik terkait dengan modal politik yang dimiliki calon. Ini terkait dengan dukungan politik, struktur politik, dan dukungan kekuasaan yang dimiliki calon.

Sementara kapital ekonomi adalah uang yang dimiliki calon. Uang ini adalah instrumen utama untuk mencapai tujuan politik calon. Semakin besar kapital yang dimiliki oleh calon dan makin mampu mengelola ketiga bentuk kapital ini, kemungkinan untuk menang juga semakin besar. Kedua calon akan mengoptimalkan kapital ini untuk menang. Nah saat ini baik Siska atau AJP memiliki tiga prasayarat itu, tentu Hanya bagaimana metode dan strategi politik yang digunakan harus tepat.

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor : Rosnia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini